Foto : SPLP Bersama Kelompok Laskar Mandiri Tanam 8.400 Mangrove di Kecamatan Sungai Apit
SIAK, Suaraaspirasi.com – Dalam rangka upaya pelestarian lingkungan dan penyelamatan ekosistem pesisir, Kelompok Mangrove Laskar Mandiri bersama Siak Pelalawan Landscape Program (SPLP) melaksanakan kegiatan penanaman mangrove dan Pasang Alat Pemecah Ombak (APO) di kawasan hutan mangrove Ekowisata Sungai Bersejarah Kampung Kayuara Permai, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, pada Rabu (6/8/2025).
Kegiatan ini turut dihadiri oleh berbagai unsur, antara lain dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Siak, Kasi PMD Kecamatan Sungai Apit Mustafa Kamal, Sahat Aritonang selaku Direktur Operasional Daemeter, Jimmy W dari Lead Project SPLP, lembaga Jejakin, Teras Riau, Wilmar, Penghulu Kampung Kayuara Permai Abd Razak, Penghulu Kampung Harapan, Penghulu Kampung Teluk Batil, Penghulu Kayuara dan dari PT. Imbang Tata Alam, serta pengelola ekowisata mangrove Sungai Bersejarah, di wakili Jumadi Aprizan.
Dalam sambutannya Direktur operasional Daemeter Sahat Aritonang menjelaskan bahwa Siak Pelalawan Landscape Program (SPLP) adalah program yang diinisiasi oleh Daemeter dan Proforest dengan dukungan koalisi delapan perusahaan (Cargill, Danone, GAR, Musim Mas, Nestle, PepsiCo, Unilever dan L’Oreal) yang berkomitmen pada pembangunan kelapa sawit berkelanjutan, bersama dengan pemerintah Kabupaten Siak dan Pelalawan yang bertujuan untuk menciptakan praktik pengelolaan sumber daya, khususnya perkebunan yang berkelanjutan. Program ini juga mendukung perlindungan dan restorasi hutan, lahan gambut dan ekosistem alami.
Selain itu Sahat juga menjelaskan bahwa Program SPLP berkegiatan di kabupaten Siak untuk mendukung program Siak Kabupaten Hijau berdasarkan SK Bupati Siak Nomor 22 tahun 2018, kemudian terbit Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 4 Tahun 2022 tentang Siak Kabupaten Hijau.
Sahat juga menyebut bahwa Erosi pantai di kawasan pesisir Kabupaten Siak, khususnya sepanjang pesisir Kecamatan Sungai Apit (termasuk beberapa kampung dampingan SPLP, seperti Kayu Ara Permai, Bunsur, Mengkapan, dan sebagainya), telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, oleh karena itu kegiatan penanaman ini sangat penting sekali dilakukan.
“Kami melihat bahwa program sawit berkelanjutan itu tidak hanya untuk berkontribusi bagi masyarakat sekitar, tapi juga untuk wilayah masyarakat yang lebih luas sehingga mangrove juga menjadi fokus kita,” ucapnya.
” Ini salah satu kontribusi masyarakat yang lebih luas lagi seperti pelestarian mangrove, nah mudah mudahan program ini tetap berjalan, masyarakat Kayuara Permai dan masyarakat siak yang lebih luas juga bisa sejahtera dan saya sendiri secara pribadi mengucapkan trimakasih kepada teman-teman yang sudah bekerja serta pihak-pihak yang sudah terlibat dalam kegiatan ini”, imbuh Sahat lagi.
Sementara itu Koordinator SPLP Kabupaten Siak Fatra Budianto mengatakan bahwa penanaman mangrove di kawasan Ekowisata Mangrove Sungai Bersejarah Kampung Kayuara Permai ini dilakukan sebanyak 8400 batang bibit mangrove, dilahan seluas 6 Ha.
“Didukung Pemerintah Kampung Kayuara Permai dan Bersama kelompok Laskar Mandiri, selain pendampingan rutin dan melakukan pemetaan, kita juga melakukan penanaman mangrove sebanyak 8400 Ha di Kawasan hutan mangrove Sungai Bersejarah. Aksi ini bertujuan untuk membantu mengurangi abrasi, selain itu juga dilakukan pembuatan Alat Pemecah Ombak (APO) sepanjang 1,5 KM, ” Sebut Fatra.
Camat Sungai Apit yang di wakili oleh Kasi Pemerintahan Desa Mustafa Kamal menyampaikan apresiasi atas kolaborasi berbagai pihak dalam mendukung kegiatan pelestarian mangrove ini.
“Kami berharap kegiatan ini dapat berjalan berkelanjutan, tidak hanya berhenti sampai di sini. Mangrove memiliki fungsi vital sebagai penahan abrasi dan ekosistem penting yang harus dijaga. Selain itu, kami juga berharap kegiatan ini bisa memberikan nilai tambah secara ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Penghulu Kampung Kayuara Permai, Abdul Razak, menekankan pentingnya menjaga ekosistem mangrove sebagai satu-satunya hutan yang tersisa di kampung tersebut.
“Kerusakan akibat abrasi di wilayah kami sudah sangat parah. Oleh karena itu, kami menginisiasi kolaborasi berbagai pihak, salah satunya dengan SPLP dan dibantu SPLP kami telah menetapkan Peraturan Kampung (Perkam) khusus untuk penyelamatan hutan mangrove. Kami berkomitmen menjaga lingkungan, baik di darat maupun di laut,” tegas Abdul Razak.
Sebagai pengelola kawasan ekowisata, Jumadi Aprizan mengungkapkan bahwa Kelompok Laskar Mandiri telah berdiri sejak tahun 2018 dan terus berjuang menjaga kawasan mangrove. Berbagai aktivitas banyak dilakukan, di kawasan ekowisata mangrove, mulai dari kegiatan akademis, praktik lapangan, hingga penelitian. Ia juga mengucapkan terima kasih atas berbagai bentuk dukungan dari pihak-pihak seperti PT Imbang Tata Jaya, RAPP, Pemerintah Kampung Kayuara Permai, Daemeter, dan Profores melalui program SPLP.
“Kami juga sangat terbantu dengan program pendampingan sekolah alam dari SPLP, serta dukungan pembangunan beberapa meter jembatan trek mangrove dari Daemeter dan Profores,” ungkap Adi Karim.
Penggiat lingkungan dari Teras Riau, Tomy Tamsil, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menyampaikan hasil penelitiannya yang menunjukkan adanya pergeseran garis pantai akibat abrasi yang cukup signifikan.
“Berdasarkan citra satelit dari tahun 2020 hingga sekarang, abrasi yang terjadi mencapai 20 hingga 30 meter. Oleh karena itu, kami sangat berharap ada intervensi nyata dari Pemerintah Kabupaten Siak melalui pembangunan fisik sebagai upaya penanganan abrasi jangka panjang,” jelasnya.
Untuk diketahui bahwa Kegiatan seperti ini menjadi bukti nyata kolaborasi lintas sektor dalam menjaga kelestarian lingkungan, khususnya ekosistem mangrove yang memiliki peran penting dalam menjaga garis pantai dan keseimbangan alam di wilayah pesisir Kabupaten Siak (Hadie)
Eksplorasi konten lain dari suaraaspirasi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.